Peran Emotional Quotient (EQ) dalam Pembinaan Kepribadian Anak Menurut Al-Ghazali

Zuhri, Syaifuddin (2012) Peran Emotional Quotient (EQ) dalam Pembinaan Kepribadian Anak Menurut Al-Ghazali. [ Skripsi ]

[img] Text
ABSTRAK.doc

Download (31kB)
[img] Text
BAB I.doc

Download (105kB)
[img] Text
BAB II.doc

Download (138kB)
[img] Text
BAB III.doc

Download (143kB)
[img] Text
BAB IV.doc

Download (198kB)
[img] Text
BAB V.doc

Download (37kB)
[img] Text
COVER dkk.doc

Download (227kB)
[img] Text
Daftar pustaka.doc

Download (41kB)
Official URL: http://repo.iain-tulungagung.ac.id/

Abstract

Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh anak sebagai generasi penerus bangsa dan sumber insan bagi pembangunan nasional yang harus diperhatikan dan dibina sedini mungkin agar menjadi insan yang berkualitas dan berguna bagi bangsa. Mewujudkan cita-cita tersebut, merupakan tugas orang tua khususnya dan umumnya keluarga sebagai lingkungan pertama bagi pembentukan kepribadian anak terutama pembentukan dan pembinaan emosional anak. Hal ini tampak pemikiran Al-Ghazali sangat relevan untuk dicoba diterapkan dalam pembinaan kepribadian anak, dengan kepribadian yang baik, berkarakter keislaman yang tinggi, betapapun parahnya kondisi sosial seseorang akan tetap tangguh, tegar dalam menghadapi tantangan. Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: 1) Bagaimana emotional quotient (EQ) menurut al-Ghazali? 2) Bagaimana kepribadian menurut al-Ghazali? 3) Bagaimana peran emotional quotient (EQ) dalam pembinaan kepribadian anak menurut al-Ghazali? Tujuan penelitian: 1) Untuk mendeskripsikan peran emotional quotient (EQ) menurut al-Ghazali. 2) Untuk mendeskripsikan pembinaan kepribadian anak menurut al-Ghazali. 3) Untuk mendeskripsikan peran emotional quotient (EQ) dalam pembinaan kepribadian anak menurut al-Ghazali. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dengan sumber data yang digunakan adalah bahan dokumentasi. Adapun teknik analisa data menggunakan metode deduktif, induktif dan content analisy (kajian isi) yaitu teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya. Kesimpulan yang diperoleh: 1) Al-Ghazali melihat qalbu dari dua aspek, yaitu qalbu jasmani dan qalbu ruhani. Qalbu jasmani adalah daging sanubari yang berbentuk seperti jantung pisang yang terletak di dalam dada sebelah kiri. Qalbu ini lazimnya disebut jantung (heart). Sedangkan qalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus (lathif), rabbani, dan ruhani yang berhubungan dengan qalbu jasmani. Bagian ini merupakan esensi manusia. Kalbu secara psikologis memiliki daya-daya emosi yang menimbulkan daya rasa. Qalbu ini berfungsi sebagai pemandu, pengontrol, dan pengendali struktur nafs yang lain. Apabila qalbu ini berfungsi secara normal, kehidupan manusia menjadi baik dan sesuai dengan fitrah aslinya, sebab qalbu ini memiliki natur ilahiyah atau rubbaniyah. Natur ilahiyah merupakan nature supra kesadaran, yang dipancarkan dari Tuhan. Dengan natur ini maka manusia tidak sekedar mengenal lingkungan fisik dan sosialnya, melainkan juga mengenal lingkungan spiritual, ketuhanan dan keagamaan. Ketika mengaktualisasikan potensi qalbu tidak selamanya menjadi tingkah laku yang baik. Baik-buruknya sangat tergantung pada pilihan manusia itu sendiri.2) Kepribadian al-Ghazali menyebutnya sebagai an-nafs dibagi menjadi 3 yaitu (a) nafs al-ammarah (kepribadian yang cenderung pada tabiat jasad dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure principle). Nafs ini menarik kalbu manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan dan tingkah laku yang tercela), (b) nafs al-lawwamah (kepribadian yang telah memperoleh cahaya kalbu, lalu ia bangkit untuk memperbaiki kebimbangannya antara dua hal. Dalam upayanya itu kadang-kadang tumbuh perbuatan yang buruk yang disebabkan oleh watak zhulmaniah (gelap)-nya namun kemudian ia diingatan oleh nur ilahi, sehingga ia mencela perbuatannya dan selanjutnya ia bertaubat dan ber-istighfar), dan (c) nafs al-muthmainah (kepribadian yang telah diberi kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela dan tumbuh sifat-sifat yang baik). 3) Al-Ghazali menganjurkan agar mendidik anak dan membina akhlaknya dengan cara latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Dari pemikiran al-Ghazali tersebut penulis membagi peran-peran emotional quetiont dalam pembinaan kepribadian anak adalah sebagai berikut: 1) membangun mental dan karakter anak, 2) membentuk pribadi yang tangguh, 3), menumbuhkan pribadi yang sabar.

Item Type: Skripsi
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Islàm
Divisions: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Endang Rifngati S.Sos
Date Deposited: 28 Jan 2015 07:40
Last Modified: 28 Jan 2015 07:40
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/932

Actions (login required)

View Item View Item