PENANAMAN KEBIASAAN BERDOA TERHADAP KEMATANGAN BERAGAMA PADA ANAK USIA DINI

SATIKA, HENI (2009) PENANAMAN KEBIASAAN BERDOA TERHADAP KEMATANGAN BERAGAMA PADA ANAK USIA DINI. [ Skripsi ]

[img] Text
BAB II skripsiku.doc

Download (162kB)
[img] Text
BAB III.doc

Download (93kB)
[img] Text
BAB IV.doc

Download (71kB)
[img] Text
BAB V.doc

Download (40kB)
[img] Text
cover skripsi.doc

Download (295kB)
[img] Text
sampulku.doc

Download (282kB)
Official URL: http://repo.iain-tulungagung.ac.id/

Abstract

Skripsi dengan judul “Penanaman Kebiasaan Berdoa Terhadap Kematangan Beragama Anak Usia Dini” ditulis oleh Heni Satika Nim : 3216063112, jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Dibimbing oleh Drs. H. Masduki, M.Ag Kata kunci: berdoa, kematangan beragama, anak usia dini. Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh sebuah fakta bahwa berdoa merupakan ibadah yang sangat penting. Berdoa bisa menghubungkan secara langsung antara hamba dengan Al Kholiknya. Karena pentingnya berdoa senantiasa Rasulullah Saw dan para sahabat melakukannya, di samping juga berikhtiar secara fisik. Di dalam Al Quran banyak ayat-ayat yang mengingatkan akan pentingnya berdoa. Secara fitrah, manusia tidak bisa dilepaskan dari doa, karena manusia mempunyai naluri beragama Akan tetapi, keberadaan naluri beragamanya tidak diimbangi dengan pola pendidikan yang mengarah pada terpeliharanya fitrah tersebut. Kita bisa melihatnya dari pola pendidikan anak usia dini yang terkait dengan berdoa. Seringkali berdoa tidak di biasakan pada anak usia dini ketika melakukan aktivitas atau hanya diajarkan sebagai sebuah rutinitas yang kering akan makna, sehingga berdoa kehilangan ruhnya. Memberikan pengertian akan makna berdoa pada anak usia dini memang dimulai dengan aktivitas verbal berupa hafalan, tetapi tidak boleh berhenti di wilayah ini, harus dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap doa tersebut. Anak usia dini memiliki potensi otak yang luar biasa, apalagi pada masa yang disebut golden age, sehingga pemberian stimulus yang benar akan dapat memelihara fitrah beragamanya. Sejalan dengan perkembangan pola fikir pada anak usia dini maka akan tumbuh kematangan beragamanya. Salah satu ciri dari kematangan beragama anak usia dini adalah kemampuan untuk menjadikan nilai-nilai beragamanya teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti sifat jujur, amanah, rendah hati, akhlaq yang baik dan berjuang untuk penegakkan agama. Walaupun pelaksanaan beragamanya masih dalam prespektif atau kemampuan anak usia dini. Karena yang terpenting pada usia ini adalah persiapan dan pembiasaan menuju masa taklif atau pembebanan hukum syara’. Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti kebiasan berdoa pada anak usia dini dan pengaruhnya terhadap kematangan beragama yang ditunjukkan dengan sikapnya terhadap orang lain dan minatnya terhadap ajaran agamanya. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimanakah konsep kematangan beragama pada anak usia dini? (2) Bagaimanakah hubungan antara penanaman kebiasaan berdoa pada anak usia dini terhadap kematangan beragamanya? (3)Apakah penanaman kebiasaan berdoa berpengaruh terhadap kematangan beragama pada anak usia dini, ditunjukkan dengan sikap yaitu perilaku dan tutur kata sopan terhadap orang lain, (4) Apakah penanaman kebiasaan berdoa berpengaruh terhadap kematangan beragama pada anak usia dini, ditunjukkan dengan minatnya dalam mempelajari ajaran-ajaran agamanya? Skripsi ini bertujuan untuk (1) Mengetahui konsep kematangan beragama pada anak usia dini. (2) Mengetahui hubungan antara penanaman kebiasaan berdoa terhadap kematangan beragama pada anak usia dini. (3) Mengetahui pengaruh penanaman kebiasaan berdoa terhadap kematangan beragama pada anak usia dini yang ditunjukkan dengan sikap yaitu perilaku dan tutur kata sopan terhadap orang lain. (4) Mengetahui pengaruh penanaman kebiasaan berdoa terhadap kematangan beragama pada anak usia dini yang ditunjukkan dengan minatnya dalam mempelajari ajaran agamanya. Dalam penelitian ini menggunakan pola penelitian kepustakaan dilihat dari tempat melakukan penelitian, ditinjau dari cara pembahasan masalah termasuk dalam pola deskriptif yaitu mengungkapkan masalah sesuai dengan fakta yang ada. Ditinjau dari segi tujuan termasuk penelitian eksploratif yaitu menggali secara luas tentang sebab-sebab yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa dokumen seperti buku, artikel, dan karya ilmiah yang lain adalah metode resume card. Sedangkan tekhnik analisis yang digunakan berupa metode deduksi dan induksi. Setelah peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan metode diatas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa penanaman kebiasaan berdoa memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kematangan beragama anak usia dini dikarenakan kebiasaan merupakan metode yang sangat efektif pada usia dini. Ditunjang dengan faktor sifat keberagamaan anak usia dini masih bersifat receptive dan verbal. Sehingga kebiasaan dari orang tua dan lingkungan sekitar berpengaruh besar terhadap pembentukan kematangan beragamanya. Ditunjukkan dengan sikap terhadap orang lain yaitu perilaku dan tutur kata sopan dan ditunjukkan juga dengan minat terhadap ajaran agamanya yaitu dengan rasa senang, antusias mengikuti ajaran agamanya. Konsep kematangan beragama pada anak usia dini yaitu kemampuan anak usia dini dalam menyadari keberadaan Allah, yang kemudian berpengaruh dalam perilakunya dengan kriteria sebagai berikut: Sadar bahwa Allah mengetahui setiap perilakunya, mengamalkan ibadah ritual walaupun dalam taraf pembelajaran, menerima ketetapan Allah baik dalam kesulitan dan kemudahan, bersyukur ketika mendapat anugerah, belajar bersabar pada saat mendapat musibah, saling tolong menolong dan menjalin ukhuwah islamiyyah, menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar mempunyai ruhul jihad fisabilillah. Penanaman kebiasaan berdoa berpengaruh terhadap kematangan beragama pada anak usia dini, ditunjukkan dengan : Sikap yaitu perilaku dan tutur kata sopan terhadap orang lain, dikarenakan keberhasilan pendidikan agama tidak saja diukur dari penguasaan pada teks keagamaan, akan tetapi tertanamnya nilai-nilai agama dalam jiwa anak dan terwujud dalam sikapnya. Minat yaitu rasa senang, antusias dalam mempelajari ajaran agama. Selain itu juga perlu diperkenalkan hal-hal berikut : Pemahaman tentang jati diri sebagai makhluk, pemahaman tentang tujuan hidup, pemahaman tentang tugas dan fungsi hidup, pemahaman tentang potensi ruhaniyah, kesadaran untuk mengendalikan diri, mempunyai komitmen yang kuat sebagai insan yang bermakna bagi kesejahteraan manusia, memiliki ketenangan bathin. Untuk menumbuhan minat pada ajaran agama diperlukan tahapan pembiasaan sebagai berikut: diberikan dengan metode yang sesuai dengan perkembangan anak, dilatih secara konsekuen, bertahap dan tetap. Keshalihan anak usia dini merujuk kepada 4 jenis keshalihan yaitu : Shalihul Qolbi yaitu hati yang bening, tunduk, taat kepada Allah. Shalihul ‘Aqli yaitu cerdas, dan memiliki ghirah, motivasi untuk berthalabul ‘ilmi. Shalihul ‘Amali yaitu melakukan amal sesuai dengan perintah Allah, Sahliul Jasadi yaitu bersih dan sehat jasmaninya.

Item Type: Skripsi
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Islàm
Divisions: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Endang Rifngati S.Sos
Date Deposited: 15 Oct 2015 03:25
Last Modified: 15 Oct 2015 03:25
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/2494

Actions (login required)

View Item View Item