PELAKSANAAN METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN/ KABUPATEN TULUNGAGUNG

FANSURI, HAMZAH (2015) PELAKSANAAN METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM KELURAHAN KEPATIHAN KECAMATAN/ KABUPATEN TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (479kB)
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (289kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (228kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (158kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (347kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (140kB) | Preview
[img]
Preview
Text
daftar rujukan.pdf

Download (101kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Pelaksanaan Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Darussalam Kelurahan Kepatihan Kecamatan/Kabupaten Tulungagung” ini ditulis oleh Hamzah Fansuri, NIM. 3211113078, Dosen Pembimbing Drs. Nurul Hidayat, M.Ag. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan metode sorogan dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam Kepatihan Tulungagung? (2) Mengapa metode sorogan digunakan dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Darussalam Kepatihan Tulungagung? Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diambil dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sampling pada penelitian ini terdiri dari Kyai Ahmad Dahlan (Pengasuh pesantren), beberapa dewan Asatidz, dan beberapa santri. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan upaya penarikan kesimpulan. Upaya penulis untuk menghasilkan data yang valid ditempuh oleh peneliti dengan memperpanjang waktu kehadiran, Triangulasi, dan pembahasan sejawat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan metode sorogan di Pondok Pesantren Darussalam Kepatihan Tulungagung diantaranya (1) Waktu pelaksanaan ba‟da subuh, (2) Dilaksanakan dalam 2 ruangan, (3) Santri dibedakan atas 2 tingkatan yakni: santri senior, dan santri junior, dan (4) Setoran hafalan. Sedangkan alasan digunakannya metode sorogan di pondok pesantren ini terdapat beberapa poin sesuai dengan pelaksanaannya diantaranya: (1) Pelaksanaan sorogan dibagi menjadi 2 ruangan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengklasifikasian santri dan kitab yang dikaji serta mempercepat jalannya sorogan. (2) Sorogan berdasarkan tingkatan kemampuan dari masing-masing santri. Dilakukan untuk mempermudah pembagian ustadz dalam sorogan, serta mempermudah santri dalam pemahaman kitab. (3) Santri senior sorogan langsung kepada Kyai. pembahasan kitab yang sudah tinggi memerlukan penjelasan yang lebih detail dan kompleks serta hukum-hukum yang lebih spesifik. (4) Santri junior sorogan kepada santri senior. Untuk santri senior, dia bisa menjaga hafalannya. Sedangkan santri junior, dia tidak merasa sungkan untuk sorogan, karena dilihat dari segi perbedaan umur tidak terlalu jauh. (5) Praktik ibadah berdasarkan disiplin ilmu yang dikaji pada saat sorogan. Praktik memiliki fungsi penting dalam pelaksanaan sorogan karena dengan sorogan para santri hanya mendapatkan teori, sedangkan praktik ibadah merupakan aplikasi dari teori yang telah dipelajari.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama
Pendidikan > Pendidikan Islàm
Divisions: Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: HAMZAH FANSURI
Date Deposited: 13 Jan 2016 08:01
Last Modified: 13 Jan 2016 08:01
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/2129

Actions (login required)

View Item View Item