SURGA DALAM TAFSĪR AL -MISHBĀḤ KARYA M. QURAISH SHIHAB

AHMAD MINANNUROHMAN, 17301163008 (2021) SURGA DALAM TAFSĪR AL -MISHBĀḤ KARYA M. QURAISH SHIHAB. [ Skripsi ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (896kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (456kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (370kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (386kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (848kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (359kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (940kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (267kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (284kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi yang berjudul “Surga dalam Tafsīr al-Mishbāḥ karya M. Quraish Shihab” ini ditulis oleh Ahmad Minannurohman, NIM 17301163008, dengan Dosen Pembimbing Dr. Ahmad Zainal Abidin, M.A. Kata Kunci: Surga, Tafsīr Al-Mishbāḥ, M. Quraish Shihab. Surga adalah tempat yang kekal dengan penuh kenikmatan dan kebahagiaan yang diberikan Allah Swt. untuk hamba-hamba yang mendapat ridho/rahmat-Nya. Semua orang mengetahui jika surga tempat yang penuh kenikmatan. Namun, tidak semua orang mengetahui mengenai keadaan surga, kedudukan surga, sifat surga, luas surga, kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya, serta jalan untuk memasukinya. Mayoritas orang mengatakan bahwa di surga disediakan bidadari bidadari yang cantik jelita. Pandangan itulah yang memunculkan kecemburuan dari kaum Hawa. Parahnya, jika kecemburuan tersebut memunculkan pemahaman bahwa Allah tidak adil dalam memberikan kenikmatan kepada hamba-hamba-Nya. Sebagian dari mereka memahami bahwa banyaknya amal akan mengantarkan seseorang masuk surga. Karena pemahaman tersebut seakan-akan manusia bisa menentukan tempatnya nanti di akhirat, hingga terlupa akan adanya Allah yang Maha Kuasa. M. Quraish Shihab dalam karyanya Tafsīr al-Mishbāḥ memberikan penafsiran yang menarik tentang surga. Ia mengemukakan bahwa tidak ada seseorang pun yang dijamin masuk surga karena amalnya, kecuali atas rahmat Allah Swt. Surga adalah tempat yang luas, seluas langit dan bumi, maka tidak perlu seseorang mempersempit surga agar bisa masuk ke dalamnya. Kenikmatan surga yang digambarkan Alquran meskipun diantaranya memiliki nama yang serupa, namu sejatinya substansinya berbeda. Semua akan diberikan kenikmatan yang sama, baik laki-laki maupun perempuan akan diberikan pasangan-pasangan yang indah. Hal tersebut merupakan sedikit penafsiran M. Quraish Shihab tentang surga. Kesempurnaan pemahaman surga menurut M. Quraish Shihab tentunya perlu dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : (1) Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab tentang ayat-ayat surga ?. (2) Bagaimana keunikan penafiran M. Quraish Shihab tentang surga ?. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui penafsiran M. Quraish Shihab tentang ayat-ayat surga. (2) Mengetahui keunikan penafsiran M. Quraish Shihab tentang surga Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan library research dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Obyek penelitiannya adalah penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat yang menerangkan tentang surga. Sumber primer penelitian ini adalah Tafsīr al-Mishbāḥ karya M. Quraish Shihab semua jilid yang memuat ayat-ayat yang berkaitan. Kesimpulan penelitian ini bahwa: Surga menurut M. Quraish Shihab adalah tempat yang penuh kenikmatan yang sifatnya kekal. Surga terletak di sidratul muntaha, yang tak bisa dijangkau oleh nalar manusia. Firdaus, ‘Adn, al-Na’īm, al Ma’wā, Dār as-Salām, Dār al-Muqāmah, al-Maqām al-Amīn, al-Khuld adalah beberapa nama lain dari surga. Di dalamnya terdapat berbagai buah-buahan yang lezat serta dapat dipetik dari dekat, pepohonan yang lebat rantingnya terbuat dari emas, istana-istana yang dikenal dengan istilah al-Ghurafat, kemah, ranjang, dan dipan yang terbuat dari emas dan permata, aneka makanan dan minuman yang dapat diminta sesuai keinginan penghuni surga beserta perabotannya berupa piring-piring dan gelas-gelas yang terbuat dari perak sebening kaca, sungai-sungai yang mengalir berupa susu, madu, khamr yang tidak memabukkan, pakaian dan perhiasan yang terbuat dari emas, sutra, berlian dan mutiara. Disediakan pula pelayan-pelayan yang awet muda yang senantiasa melayani apapun kebutuhan penghuni surga. Seruan di surga semuanya menyejukkan hati. Kemudian kenikmatan yang tertinggi yaitu melihat Allah di surga, Quraish Shihab menyatakan bagaimana bisa sesuatu yang fana mampu melihat sesuatu yang kekal kecuali atas kehenda-Nya. M. Quraish Shihab juga menuturkan surga adalah hak prerogatif Allah Swt, tidak ada satu pun yang dijamin masuk surga sebab amalnya. Bahkan Nabi Muhammad Saw. pun tidak dijamin masuk surga kecuali atas rahmat-Nya. Surga bersifat kekal, bergitu pula mereka yang di dalamnya. Meskipun gambaran surga dalam Alquran terlihat mengandung unsur jasmani, namun sejatinya tidak sepenuhnya kenikmatan surga itu bersifat jasmani, mengingat yang bangkit kemudian adalah ruh bukan jisim. Maka dari itu Quraish Shihab menyimpulkan bahwa kenikmatan surga itu bersifat jasmani dan rohani. Quraish Shihab tidak memaknai ḥūr’īn sebagai bidadari, melainkan netral kelamin, dengan ini kenikmatan surga tidak tertuju hanya kepada kaum pria. Luas surga yang seluas langit dan bumi menjadi dasar agar tidak ada seseorang yang mempersempit surga untuk dirinya atau golonganya sendiri.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama > Surga
Agama > Tafsir Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 17301163008 AHMAD MINANNUROHMAN
Date Deposited: 16 Jun 2021 03:18
Last Modified: 02 Nov 2021 01:54
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/19739

Actions (login required)

View Item View Item