IMPLEMENTASI AKAD RAHN TASJILY PADA PRODUK PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MURABAHAH, DAN BAI’ BITSAMAN AJIL DI BMT PAHLAWAN TULUNGAGUNG DAN BMT ISTIQOMAH TULUNGAGUNG

RIMA RAHMAWATI, 17401163365 (2021) IMPLEMENTASI AKAD RAHN TASJILY PADA PRODUK PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MURABAHAH, DAN BAI’ BITSAMAN AJIL DI BMT PAHLAWAN TULUNGAGUNG DAN BMT ISTIQOMAH TULUNGAGUNG. [ Skripsi ]

Preview	Text COVER.pdf Download (1MB) | Preview
Preview	Text ABSTRAK.pdf Download (205kB) | Preview
	Text DAFTAR ISI.pdf Download (197kB)
Preview	Text BAB I.pdf Download (519kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (806kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (135kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (631kB) | Preview
Preview	Text BAB V.pdf Download (441kB) | Preview
Preview	Text BAB VI.pdf Download (283kB) | Preview
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (304kB)

Abstract

Skripsi dengan judul “Implementasi Akad Rahn Tasjily Pada Produk Pembiayaan Mudharabah, Murabahah, Dan Bai’ Bitsaman Ajil Di BMT Pahlawan Tulungagung Dan BMT Istiqomah Tulungagung” ini ditulis oleh Rima Rahmawati NIM 17401163365 dengan pembimbing Bapak Ahmad Syaichoni, M.Sy. Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa BMT dalam memberikan pembiayaan kepada anggota yang dilakukan melalui suatu perjanjian kredit (perjanjian pembiayaan) sering menimbulkan masalah pelaksanannya, dimana anggota/nasabah lalai untuk melakukan kewajibannya atau yang biasa disebut wanprestasi. Oleh sebab itu dari pihak BMT dapat mensyaratkan adanya jaminan yang harus diserahkan oleh anggota kepada BMT. Sebagai akad jual beli, pembiayaan Murabahah dan Bai’ Bitsaman Ajil menghendaki adanya jaminan untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi oleh BMT. Begitupun dengan akad kerja sama Mudharabah. Pembebanan jaminan ini dilakukan dengan akad Rahn Tasjily, dimana jaminan dalam bentuk barang atas utang, dengan kesepakatan bahwa yang diserahkan kepada penerima jaminan hanya bukti sah kepemilikannya, sedangkan fisik barang jaminan tersebut tetap berada dalam penguasaan dan pemanfaatan pemberi jaminan. Namun dalam praktiknya, pelaksanaan pembebanan jaminan di lembaga keungan mikro seperti BMT seringkali terdapat ketidaksesuaian dengan ketentuan Rahn. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan desrkriptif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dengan metode pengumpulan data melalui Observasi partisipan, wawancara mendalam serta dokumentasi. Untuk pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan teknik Triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian, BMT Pahlawan dan BMT Istiqomah dalam produk pembiayannya yaitu Mudharabah, Murabahah, dan Bai’ Bitsaman Ajil menerapkan jaminan dalam pengajuan pembiayaannya dengan akad Rahn Tasjily sebagai akad pelengkap. Bentuk barang jaminan yang digunakan adalah berupa BPKP Kendaraan bermotor, sertifikat hak milik dan buku tabungan. Setelah dilakukan akad, barang yang diserahkan kepada BMT hanya bukti sah kepemilikannya, sedangkan fisik barang jaminan tersebut tetap berada dalam penguasaan dan pemanfaatan pemberi jaminan. Ketika terjadi wanprestasi, BMT memiliki beberapa langkah untuk menyelesaikan. Langkah akhir yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan eksekusi jaminan. Setelah memasuki tahap ini, hak kepemilikan barang berpindah ke tangan BMT. Dalam pelaksanaan eksekusi jaminan pada produk Mudharabah tidak sesuai dengan Fatwa DSN No:07/DSN-MUI/VI/2000 yang menyebutkan bahwa dalam pembiayaan Mudharabah boleh adanya batasan waktu tertentu atau ditetapkannya jatuh tempo. Apabila saat jatuh tempo mudharib belum bisa melunasi maka akan diberi sanksi/denda. Serta jika terjadi perselisihan maka penyelesaiannya melalui Badan Arbitrase Syariah. Sedangkan dalam pelaksaan pembebanan jaminan pada produk Murabahah telah sesuai dengan fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah. Implementasi jaminannya telah sesuai dengan fatwa DSN MUI NO: 68/DSN-MUI/III2008 Tentang Rahn Tasjily.

Actions (login required)

View Item