KONSEP JIWA MANUSIA (Dialektika Filsafat Jiwa Mulla Shadra dan Sigmund Freud)

Virgo Nandang Setiawan, 17507164008 (2019) KONSEP JIWA MANUSIA (Dialektika Filsafat Jiwa Mulla Shadra dan Sigmund Freud). [ Thesis ]

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (178kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (81kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab I.pdf

Download (466kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab II.pdf

Download (613kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab III..pdf

Download (703kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab IV.pdf

Download (537kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab V.pdf

Download (560kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab VI.pdf

Download (292kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (423kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan intelektual penulis mengenai ambivalensi epistemologi kajian ilmu jiwa di perguruan tinggi Islam. Alasan tersebut lah yang mendorong peneliti untuk mengkaji gagasan Mulla Shadra dan Sigmund Freud tentang jiwa manusia. Berangkat dari kegelisahan tersebut, penulis merumuskan tiga pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Bagaimana eksposisi gagasan jiwa menurut Mulla Shadra? 2) Bagaimana eksposisi gagasan jiwa menurut Sigmund Freud? 3) Bagaimana dialektika filsafat jiwa dari kedua tokoh tersebut?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gagasan dari kedua tokoh dan meramalkan hasil dari dialektika antara keduanya. Melalui pendekatan filosofis secara kritis, peneliti berusaha mengungkap gagasan filsafat jiwa dari kedua tokoh. Selanjutnya, dilakukan analisis isi pada data yang diperoleh sekaligus mencari sintesa di antara keduanya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bentuk sintesa dari filsafat jiwa Shadra dan Freud pada skala kasar akan tampak melebur menjadi satu, namun pada skala yang lebih rinci akan terlihat bahwa salah satu antara tesis atau anti-tesis mendominasi yang lainnya dalam satu waktu. Sebagaimana dalam hasil penelitian ini yang mencoba menemukan sintesa sekaligus meramalkan bentuk baru dari persinggungan kedua gagasan yang telah dikaji. Kedua gagasan mampu berjalan seiring dengan selaras namun pada waktu-waktu tertentu akan ada yang lebih mendominasi dan itu terjadi secara bergantian antara kedua paradigma. 2) Gagasan yang lebih mudah diaplikasikan akan tampak lebih mendominasi, yang dalam hal ini adalah gagasan dari Freud. Maka, sintesa bisa terjadi bila kedua gagasan berjalan seiring namun dalam sisi berbeda, yaitu gagasan Shadra yang mewakili spiritualitas dan memiliki basis moral lebih kuat akan menjadi ruh dari kajian ilmu jiwa yang telah disintesakan. Gagasan Freud di sisi lain akan menjadi basis praktis terutama mengenai hal yang berkaitan dengan realitas eksternal.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Psikologi
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama
Depositing User: 2832123001 Abdul Basit
Date Deposited: 13 Mar 2020 06:25
Last Modified: 13 Mar 2020 06:25
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/14810

Actions (login required)

View Item View Item