PEMIKIRAN TAFSIR MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI DALAM KITAB SABIL AL-MUHTADIN

NAJIB, 12503174010 (2019) PEMIKIRAN TAFSIR MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI DALAM KITAB SABIL AL-MUHTADIN. [ Thesis ]

[img] Text
Cover.pdf

Download (427kB)
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (295kB)
[img] Text
Daftar Isi.pdf

Download (89kB)
[img] Text
Bab I.pdf

Download (433kB)
[img]
Preview
Text
Bab II.pdf

Download (643kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab III.pdf

Download (447kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab IV.pdf

Download (512kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab V.pdf

Download (654kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab VI.pdf

Download (281kB) | Preview
[img] Text
Daftar Pustakaa.pdf

Download (236kB)

Abstract

ABSTRAK Tesis ini berjudul “Pemikiran Tafsir Muhammad Arsyad al-Banjari dalam Kitab Sabil al-Muhtadin” ditulis oleh Najib NIM 12503174007, pembimbing 1 Dr. H. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag dan Pembimbing II Dr. Ahmad Zainal Abidin, M.Ag. Keyword: Muhammad Arsyad al-Banjari, Pemikiran, Sabil al-Muhtadin, Tafsir, , Muhammad Arsyad al-Banjari merupakan salah satu tokoh Islam yang berpengaruh di Indonesia. Dia lebih dikenal dengan ulama fiqih di Nusantara dengan karyanya yang fenomenal yaitu Sabil al-Muhtadin. Meskipun begitu, terlihat kutipan-kutipan ayat al-Quran yang kemudian dijelaskan maknanya di dalam kitab tersebut. Pemikiran tafsir Muhammad Arsyad al-Banjari terlihata dalam metode, sumber, corak dan pendekatan yang dia gunakan. Rumusan masalah dalam penelitan ini adalah: (1) Bagaimana produk pemikiran tafsir Muhammad Arsyad al-banjari dalam kitab Sabil al-Muhtadin? (2) Apa Metode, sumber, corak dan pendeketan tafsir yang digunakan Muhammad Arsyad al-Banjari dalam kitab Sabil al-Muhtadin? (3) Konteks sosial apa yang mempengaruhi pemikiran tafsir Muhammad Arsyad al-Banjari?, Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (literer), metode deskriptif analitis dan pendekatan deduktif, induktif, dan historiografi tafsir, dengan mengumpulkan datadata dari buku, jurnal yang berkaitan dengan penelitian kemudia diklasifikasikan sesuai yang dikehendaki penulis lalu dideskripsikan penafsiran tersebut dan menganalisa fakta-fakta yang berhubungan dengan Muhammad Arsyad al-Banjari Penelitian ini menemukan: Air suci lagi menyucikan, Muhammad Arsyad al-Banjari al-Furqan ayat 48 mengatakan bahwa makna dari thahura itu suci lagi menyucikan yang menunjukkan bahwa air di bumi itu dapat di pakai untuk bersuci. Bangkai manusia tidak najis, Muhammad Arsyad al-Banjari menafsirkan al-Taubah ayat 28 mengatakan bahwa berdarkan potongan ayat tersebut maka bangkai manusia dihukumkan suci baik itu Muslim ataupun Kafir. Membasuh sebagian kepala, Muhammad Arsyad al-Banjari menafsirkan al-Maidah ayat 6 mengatakan bahwa wajib membasuh sebagian kepala dalam berwudhu. Sunnah melaksanakan shalat di awal waktu, Muhammad Arsyad al-Banjarri menafsirkan al-Nisa ayat 146 mengatakan bahwa orang munafik itu shalat namun bermalas-malasan dengan menunda waktu shalat. Shalat gerhana, Muhammad Arsyad al-Banjari menafsirkan Fushilat ayat 37 mengataka hendaklah shalat sunnah ketika melihat gerhana dengan niat mengagungkan sang Pencipta. (1) metode yang digunakan Muhamad Arsyad albanjari dalam menafsirkan kutipan ayat al-Quran adalah metode tahlili karena dia merincikan makna kutipan ayat tersebut dari berbagai aspek seperti kebahasaan, riwayat-riwayat dan lain sebagainya (2) Sumber penafsirannya adalah al-Quran, alHadis, dan Qaul Sahabat. (3) corak tafsir yang lebih dominan dalam pemikiran tafsir Muhamad Arsyad al-Banjari adalah corak tafsir Fiqhi (4) Pendekatan Tafsir yang digunakannya adalah bi al-Ma’tsur atau dengan riwayat. (5) factor sosial yang mepengaruhi pemikiran tafsirnya diantaranya ialah: a) problem sosial, meliputi masyarakatnya yang dibagi kepada tiga permasalahan, pertama, pengetahuan Islam yang minim, sehingga perlunya penyaluran ilmu-ilmu tersebut ke masyarakat, kedua, Birokrasi dan pendidkan Islam berjalan dengan lambat sehingga dakwah tak begitu efektif, Muhammad Arsyad al-Banjari dengan karyanya itu menjadi harapan baru dalam perkembangan Islam di Kalimantan, ketiga, fenomena tasawuf wujudiyah yang menjadikan masyarakat keliru dalam memahami agama Islam, Muhammad Arsyda al-Banjari memperbaiki paham tersebut dengan sukses, b) peran sosial, Muhammad Arsyad al-Banjair berperan dalam tiga empat bidang pertama, bidang pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan pertama yang sistematis, kedua, dalam bidang dakwah sebagai juru dakwah yang menyebarkan pemikirannya lewat lisan dan tulisan, ketiga dalam bidang hukum dengan mengusulkan kepada kesulatanan untuk membentuk jabatan mufti unuk memberikan fatwa, keempat dalam bidang ekonomi dengan menciptakan lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang nantinya memenhui kehidupan masyarakat sekitar.

Item Type: Thesis (UNSPECIFIED)
Subjects: Agama
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 12503174010 NAJIB
Date Deposited: 11 Sep 2019 03:00
Last Modified: 11 Sep 2019 03:00
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/13395

Actions (login required)

View Item View Item