HILANGNYA PRAKTIK SLAMETAN IDER-IDER DI DESA TUNGGANGRI, KECAMATAN KALIDAWIR, KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM PERSPEKTIF DISKONTINUITAS SEJARAH MICHEL FOUCAULT

ADIB HASANI, 1757155001 (2019) HILANGNYA PRAKTIK SLAMETAN IDER-IDER DI DESA TUNGGANGRI, KECAMATAN KALIDAWIR, KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM PERSPEKTIF DISKONTINUITAS SEJARAH MICHEL FOUCAULT. [ Skripsi ]

[img] Text
COVER.pdf

Download (376kB)
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (427kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (96kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I .pdf

Download (331kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (364kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (115kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (484kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (348kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB VI.pdf

Download (140kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (206kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Tesis dengan judul “Hilangnya Praktik Slametan Ider-Ider di Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung dalam Perspektif Diskontinuitas Sejarah Michel Foucault” ini ditulis oleh Adib Hasani dengan dibimbing oleh Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Pd, dan Dr. Akhmad Risqon Khamami, M.A. Kata Kunci: Slametan Ider-Ider, Diskontinuitas Sejarah, Desa Tunggagri Penelitian ini dilatarbelakangi dari fenomena hilangnya slametan ider-ider di Desa Tunggangri. Tunggangri adalah salah satu desa kecil yang mayoritas penduduknya beragama Islam kultural. Namun begitu, ditengah kesadaran masyarakat untuk tetap melaksanakan kultur lokal, ternyata juga tetap terjadi pergeseran dan perubahan. Salah satu perubahan itu adalah tidak dilaksanakannya slametan ider-ider tersebut. Untuk itu, melalui penelitian ini, peneliti berusaha mengungkapkan hal-hal yang menjadi determinasi dibalik fenomena tersebut. Rumusan masalah dari penulisan tesis ini adalah: (1) Bagaimana makna budaya slametan ider-ider bagi masyarakat desa Tunggangri? (2) Mengapa slametan ider-ider tidak dilaksanakan lagi oleh masyarakat desa Tunggangri? Tesis ini bertujuan untuk mengungkap makna budaya slametan sehingga dari situ dapat diketahui sebab hilangnya slametan ider-ider. Melalui paradigma intersubjektif peneliti berusaha mengungkap makna budaya slametan, kemudian dengan perspektif diskontinuitas sejarah Michel Foucault, peneliti berusaha membedah kuasa-kuasa yang melatarbelakangi hilangnya slametan ider-ider di desa Tunggangri. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan makna budaya slametan bagi beberapa kalangan di desa Tunggangri. Bagi kalangan awam, slametan bermakna baik, dan memiliki fungsi agar keselamatan tetap terjaga dan rezeki bertambah. Bagi kalangan Kyai (Fiqih) slametan sama dengan konsep sedekah dalam Islam, yakni berbagi dengan sesama untuk meraih ridha Allah. Adapun bagi kalangan tukang kajat (orang yang memahami makna pernak pernik slametan), slametan memiliki makna untuk menjalin relasi tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga antar manusia dengan manusia yang sudah mati, antar manusia dan manusia yang masih hidup, antar manusia dengan alam, antar manusia dengan Tuhan, bahkan juga antar manusia dengan dirinya sendiri. (2) Ada beberapa kuasa yang sangat mempengaruhi “kewajaran” pergeseran makna budaya slametan yakni, kuasa modernisasi, kuasa politik islamisasi, kuasa purifikasi, dan kuasa imperialisme.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama
Filosofi
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Filsafat Agama
Depositing User: 1757155001 ADIB HASANI
Date Deposited: 16 Jul 2019 07:17
Last Modified: 16 Jul 2019 07:17
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/11781

Actions (login required)

View Item View Item