PENAFSIRAN MUHAMMAD ‘ABDUH TENTANG AL-QAWA>MAH DAN IMPLIKASINYA BAGI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM RANAH DOMESTIK

KHAYINATUN HERLINA MR, 17301153039 (2019) PENAFSIRAN MUHAMMAD ‘ABDUH TENTANG AL-QAWA>MAH DAN IMPLIKASINYA BAGI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM RANAH DOMESTIK. [ Skripsi ]

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK.pdf

Download (802kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (515kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (786kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (933kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (634kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (931kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (425kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (401kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Penafsiran Muhammad ‘Abduh Tentang Al-Qawa>mah Dan Implikasinya Bagi Kepemimpinan Perempuan Dalam Ranah Domestik” ditulis oleh Khayinatun Herlina MR, NIM. 17301153039. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Pembimbing Dr. Salamah Noorhidayati, M. Ag. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perdebatan makna al-Qawa>mah dikalangan mufassir yang menjadikan sebagai dalih kemutlakan kepemimpinan laki-laki atas perempuan. Dengan demikian pandangan tersebut telah mendelegitimasi peran perempuan sebagai pemimpin. Dalam hal ini Muhammad ‘Abduh berpandanganan bahwa kepemimpinan tidak mutlak bagi laki-laki karena fadhl (kemampuan mencari nafkah)juga dapat dilakukan oleh perempuan. Dimana realitas yang ada saat ini, banyak istri yang menjadi tulang punggung bagi keluarganya, karena suami tidak mampu bekerja disebabkan beberapa alasan tertentu. Misalnya, suami mengidap penyakit menahun yang tidak bisa disembuhkan, sehingga suami tidak dapat menunaikan tanggung jawabnya sebagai pemimpin sekaligus kepala rumah tangga dengan baik serta kelebihan yang dimiliki tidak bisa difungsikan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana konsep alqawa>mahmenurut Muhammad ‘Abduh dalam Q.S an-Nisa’(4): 34 (2) Bagaimana kedudukan perempuan dalam keluarga menurut Muhammad ‘Abduh (3) Apakah implikasi penafsiran al-qawa>mah menurut Muhammad ‘Abduh terhadap kedudukan perempuan dalam ranah domestik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep al-qawa>mah Muhammad ‘Abduh dan implikasinya terhadap kedudukan perempuan dalam ranah domestik dalam Tafsir Al-Mana>r. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif-analitik yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis data yang diteliti dengan memaparkan data-data tersebut kemudian diperoleh kesimpulan dan untuk mempertajam analisis, metode content analysis (analisis isi) juga penulis gunakan. Dengan pendekatan historis-sosiologis, yaitu dengan menelusuri sejarah pertumbuhan dan pola pemikiran serta kontekssosial-budaya yang mempengaruhinya. Untuk menjawab rumusan masalah di atas maka digunakanlah teori kepemimpinan dengan pendekatan gender. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Muhammad ‘Abduh memaknai lafal al-Qawa>mah tidaklah mutlak bagi laki-laki, karena bentuk kepemimpinan laki-laki atas perempuan yang dimaksud adalah kepemimpinan yang bersifat demokratis, yakni kepemimpinan yang memberikan kebebesan bagi yang dipimpin untuk berbuat sesuai dengan kehendaknya, dan bukan kepemimpinan yang sifatnya dipaksa. (2) Menurut ‘Abduh kedudukan perempuan tidak benar-benar berada di bawah dan laki-laki tidak menempati posisi yang lebih tinggi atau di atas perempuan. Selain itu ‘Abduh juga menegaskan bahwa kedudukan laki-laki yang memimpin dan perempuan sebagai pihak yang dipimpin adalah sama sebagai mitra yang sejajar. (3) Implikasi penafsiran Muhammad ‘Abduh kemudian memunculkan pandangan baru bahwa hak kepemimpinan dapat bergeser pada perempuan baik dalam ranah domestik maupun publik, hal itu dikarena Q.S an-Nisa>’[4]:34 berbicara dalam konteks urusan keluarga yang tidak ada hubungannya dengan persoalan hak politik perempuan. Selain itu kepemimpinan di sini lebih bernuansa fungsional, xx bukan struktural. Kepemimpinan laki-laki tidak sampai memutlakkan seorang isteri tunduk sepenuhnya. Isteri tetap masih mempunyai hak untuk bermusyawarah dan melakukan tawar-menawar keinginan dengan suami berdasarkan argumen yang rasional-kondisional. Kata kunci: Kepemimpinan, Perempuan, Ranah Domestik.

Item Type: Skripsi
Subjects: Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab Dan Dakwah > Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Depositing User: 17301153039 Khayinatun Herlina MR
Date Deposited: 30 Apr 2019 07:31
Last Modified: 02 Apr 2020 06:43
URI: http://repo.uinsatu.ac.id/id/eprint/10685

Actions (login required)

View Item View Item